Jumat, 31 Mei 2013

Bisa-bisa SBY hanya Jadi Catatan Kaki dalam Sejarah Indonesia

[RR1-online]
SETIAP kepala negara maupun kepala daerah di Indonesia, pasti akan meninggalkan legacy atau warisan yang bisa diingat rakyat sepanjang masa. Lalu, kira-kira apa legacy yang akan ditinggalkan SBY kepada bangsa Indonesia? Pertanyaan ini tidak hanya sering dilontarkan oleh para ahli dan pengamat sosial dari dalam dan luar negeri, tetapi masyarakat awam pun acapkali mencari-cari hal istimewa seperti apa gerangan yang akan ditinggalkan oleh SBY ketika tidak lagi menjadi presiden?

“Pertanyaan ini sangat sulit dijawab karena pencitraan yang jadi model SBY tidak akan menghasilkan legacy apa-apa. Pencitraan tidak original, penuh topeng kepalsuan dan lipstik rekayasa,” ujar Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP), DR. Rizal Ramli, kepada Harian Kedaulatan Rakyat di gedung Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, Sabtu (30/3/2013).

Menteri Kordinator Bidang Perkonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini mengatakan, setelah 9 tahun berkuasa tidak ada legacy yang ditinggalkan SBY kepada rakyat Indonesia.

Diakuinya, pertumbuhan ekonomi di pemerintahan SBY memang lumayan bagus, rata-rata mencapai 6 persen. Namun, hal itu tercapai terutama karena akibat adanya kenaikan harga komoditi yang terjadi secara terus-menerus selama 10 tahun terakhir. Jika tidak tergenjot dengan kenaikan harga ini maka angka pertumbuhan ekonomi kita hanya sekitar 4 persen saja.

Rizal Ramli mengungkapkan, memang betul 5 persen kelas atas di Indonesia semakin makmur dan kaya. Bahkan 2,5 persennya sangat luar biasa kaya. Tetapi, 80 persen rakyat Indonesia dari sisi kesejahteraan masih bermasalah. Daya beli masyarakat semakin merosot karena banyaknya pengangguran dan harga pangan yang meloncat luar biasa tinggi.

Penasehat Ekonomi PBB ini juga menguraikan, bahwa jika menggunakan index pembangunan manusia (human development index) yang dikeluarkan oleh PBB, menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan Indonesia paling rendah di Asean, berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.

Dalam konteks perkembangan demokrasi, jejak legacy SBY juga tidak ada. Santri Gus Dur yang dijuluki Gus Romli ini juga menilai, SBY telah membiarkan demokrasi prosedural menjadi demokrasi kriminal. Bahkan membiarkan menteri dan kaderkader partai binaannya menjadi pelaku uta-ma korupsi di Indonesia.
Dari segi perlindungan terhadap manusia dan hak-hak minoritas juga sama. Pemerintah SBY nampak menutup mata terhadap berbagai pelanggaran hak-hak warga negara dan minoritas.

Dengan prestasi seperti itu Rizal Ramli mengaku bisa paham dan menilai wajar jika para ahli kuatir puluhan tahun ke depan SBY hanya dianggap sebagai footnote (catatan kaki) dalam sejarah Indonesia.

Untuk itu sebagai kawan lama sekaligus selaku anak bangsa, dirinya merasa perlu mengingatkan SBY untuk segera melakukan perubahan total dalam cara memimpin dan mengelola pola pemerintah serta tidak lagi membohongi rakyat.

“Sayang kalau Mas Bambang (SBY) hanya jadi sekadar catatan kaki dalam sejarah Indonesia. Masih ada 1,5 tahun lagi untuk melakukan langkah besar untuk mengelola pemerintahan dengan benar dan baik,” tutur Rizal Ramli.

Rizal Ramli pun mengurai kembali, setiap Presiden Indonesia meninggalkan legacy atau warisan yang diingat rakyat. Presiden RI pertama, Soekarno, dikenal sebagai proklamator dan pendobrak sekaligus pembebas Indonesia dari kolonialisme. Soekarno juga meninggalkan warisan Pancasila sebagai pegangan ideologis berbangsa dan bernegara.

Presiden RI kedua, Soeharto, meski melakukan banyak pelanggaran HAM, berlaku otoriter dan tidak demokratis, dikenal sebagai Bapak Pembangunan. Sementara presiden berikutnya, BJ Habibie, memanfaatkan gelombang reformasi untuk memantapkan demokrasi dan memulai sejarah kebebasan pers di Indonesia.

Adapun Gus Dur, dalam masa jabatannya yang meski pendek, tetapi meninggalkan legacy pluralisme dan humanisme. Sedangkan pengganti Gus Dur, yakni Megawati Soekarnoputri, terkenal sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia yang tak henti-hentinya melakukan perjuangan dalam menegakkan demokrasi di tanah air.>nt/ams

Tidak ada komentar:

Posting Komentar