Sabtu, 30 November 2013

Ini Bukti Rizal Ramli Lebih Cinta Rakyat Daripada Dirinya


Kategori: Opini*
[RR1
online]:
ADA
beberapa hal penting yang patut ditunjuk pada diri Rizal Ramli sebagai bukti kecintaannya kepada Rakyat Indonesia sejak dulu, sekaligus dapat menjadi pembenaran bahwa Rizal Ramli selama ini sesungguhnya memang bukanlah sosok yang haus jabatan atau kedudukan.

Bukti pertama. Adalah, ketika masih aktif sebagai mahasiswa di ITB, Rizal Ramli telah mampu memperlihatkan cintanya kepada Rakyat Indonesia. Yaitu dengan gigih berjuang membela hak-hak rakyat melalui berbagai aksi pergerakan dalam melawan dan menentang pemerintahan Orde Baru (Orba).

Ketika itu Rizal Ramli pun harus diciduk, lalu dipaksa mendekam di penjara. Dan kala itu, Pemerintah Orba boleh saja menudingnya sebagai aktivis yang sangat berbahaya, tetapi Rizal Ramli di hati rakyat adalah sosok pejuang pembela hak-hak rakyat, punya jiwa pengabdian dan kecintaan yang sangat tinggi kepada negeri ini.

Sungguh, itulah awal pengabdian dan kecintaan Rizal Ramli terhadap rakyat. Sebab, jika mau dipikir-pikir, apa yang dicari oleh seorang mahasiswa seperti Rizal Ramli yang kala itu sampai-sampai berani menerima risiko (dipenjara) atas perlawanannya kepada Pemerintahan Orba? Apakah jabatan..? atau apa..??

Bukti kedua. Rizal Ramli kembali melakukan pergerakan perlawanan melalui aksi unjuk rasa di depan istana (tahun 2008), yakni menentang dan menolak kebijakan SBY yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta menuntut agar harga-harga sembako segera diturunkan. Mengapa Rizal Ramli begitu berani, padahal ia tak punya partai..??

Terlebih ketika itu, Rizal Ramli sedang menjabat posisi yang sangat strategis di salah satu BUMN, yaitu sebagai Komisari Utama PT. Semen Gresik (sekarang PT Semen Indonesia). Dan sepanjang sejarah manajemen di PT. Semen Gresik, Rizal Ramli adalah Komisaris Utama yang mampu mengukir prestasi dan kinerja tertinggi dibanding para pendahulunya.

Mana ada orang berani menentang kebijakan penguasa di saat sedang menduduki suatu jabatan..?? Sungguh, tak ada yang berani selain Rizal Ramli! Sebab, konsekuensinya adalah sebuah risiko, yakni dipecat. Dan risiko itulah yang benar-benar harus diterima oleh Rizal Ramli kala itu.

Sejauh ini di mata pemerintahan yang korup, memanglah selalu saja memandang Rizal Ramli sebagai sosok yang sangat berbahaya. Sehingga kebaikan apapun yang dilakukan Rizal Ramli untuk rakyat, tentunya selalu dianggap salah di mata penguasa yang korup tersebut.

Namun meski begitu, bagi Rizal Ramli, penjara dan pemecatan dirinya dari sebuah jabatan bukanlah masalah besar, apalagi sampai jadi penghalang dan menghentikan langkah perjuangannya. Sama sekali tidak! Bahkan, Rizal Ramli terlihat makin teguh dan bersemangat, serta tetap konsisten untuk selalu berada di pihak rakyat.

Bukti ketiga yang menunjukkan bahwa Rizal Ramli benar-benar cinta kepada Rakyat, sekaligus sebagai bukti dirinya bukanlah sosok yang haus jabatan dan kedudukan. Yaitu, baru-baru ini dirinya mendapat tawaran mulia, namun Rizal Ramli menolaknya dengan halus karena lebih memilih untuk dapat bertindak mulia di negeri sendiri.

Tawaran mulia tersebut berasal dari Kepala Staf Sekretaris Jenderal PBB via telepon, Kamis malam (28/11/2013), untuk menduduki jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif ESCAP (Economic & Social Commission of Asia and Pacific).

ESCAP adalah satu dari lima komisi kawasan yang dimiliki Dewan Ekonomi Sosial PBB atau ECOSOC. Didirikan pada tahun 1947, ESCAP kini memiliki 53 anggota negara dan sembilan anggota asosiasi. Kantor pusat ESCAP berada di Bangkok-Thailand, dan saat ini dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif Noeleen Heyzer dari Singapura.

Dalam penolakannya Rizal Ramli mengatakan, dirinya saat ini sedang fokus membenahi sejumlah persoalan yang tengah dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia. “Saya sangat berterima kasih dan merasa terhormat atas tawaran jabatan yang prestisius itu. Namun, saya menolak karena masalah dan tantangan di Indonesia jauh lebih besar. Diperlukan kesungguhan untuk membuat Indonesia menjadi negara hebat di Asia,” terang Rizal Ramli, yang  kini baru saja dipercaya sebagai Ketua Umum Kadin. Dikutip rmol.

Apalagi selama ini, Rizal Ramli juga masih sementara aktif sebagai anggota Panel Ahli PBB bersama tiga penerima hadiah Nobel dan lima ekonom terkemuka di dunia. Bahkan belum lama ini ia baru kembali menghadiri pertemuan Panel Ahli PBB di New York, dan juga baru saja usai memberikan kualiah umum pada simposium internasional yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia di Universitas Thammasat, Bangkok-Thailand.

Dan bukti keempat yang tak terbantahkan. Yakni, meski tak punya kedua orangtua lagi di saat masih berusia 6 tahun, Rizal Ramli nyatanya lebih memilih memperjuangkan hak-hak rakyat di banding kepentingannya sendiri. Dan sekali lagi, perjuangan itu sudah dimulai sejak mahasiswa dulu dan hingga kini.

Artinya, sangat sulit bagi orang seperti Rizal Ramli yang sejak bocah telah berstatus yatim-piatu untuk tidak memperhatikan dirinya terlebih dahulu. Kalau anak zaman sekarang bilang begini: “Ngapain capek-capek ngurus dan bela-belain orang lain….”.

Tetapi sungguh, Rizal Ramli tidaklah demikian. Ia nampaknya telah berhasil ditempa oleh “alam” sejak dulu dengan beraneka-ragam kepahitan hidup yang harus dialaminya. Hingga kemudian jiwanya benar-benar berhasil terbentuk sebagai seorang pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingannya sendiri. Bukankah memang begitu sikap dan sifat mulia dari seorang yang benar-benar layak disebut pemimpin…???

Tanpa bermaksud mengerdilkan figur lain yang telah mengukuhkan diri sebagai orang yang paling tepat menjadi capres. Bahwa kita saat ini harusnya bisa secara sadar membedakan, mana sosok yang secara instan ingin menjadi pemimpin, dan mana sosok yang memang lahir sebagai pemimpin secara alami.

Maaf, saya belum bisa menunjuk seseorang telah layak dipercaya sebagai pemimpin rakyat di saat kemunculannya secara instan dimulai dari partai politik. Artinya, sebelum memasuki parpol, yang bersangkutan bukanlah siapa-siapa. Dan ini sangat berbeda dengan kemunculan Rizal Ramli yang sudah menjadi “apa-apa” meski tidak dilalui dalam sebuah parpol. Apalagi saat ini banyak figur yang muncul dari parpol satu ke parpol lainnya. Artinya, ketika ia merasa tak “puas” di parpol satu, ia lalu melompat ke parpol lainnya hanya demi mewujudkan “ambisinya” secara instan.

Sosok yang muncul secara instan, dan pemimpin yang digembleng dengan cara-cara rekayasa dalam parpol, tentunya hanya akan memunculkan jiwa kepemimpinan yang cenderung berpihak kepada kepentingan diri sendiri dan untuk keuntungan partai politiknya saja, bukan diluapkan untuk kepentingan rakyat sebagaimana yang sampai saat ini konsisten diperlihatkan Rizal Ramli. Itu pula kiranya alasan mengapa Rizal Ramli hingga saat ini tidak memasuki parpol tertentu.

Semoga saja ada parpol (bukan parpol korup) secara jeli mampu melihat sosok yang benar-benar selama ini mencintai rakyat daripada dirinya.

Salam Perubahan…!!!
-----------
*Sumber: Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar